Anda Mendengkur? Mungkin Anda menderita Obstructive Sleep Apnea
Penulis:
Moch Adnan
dipublikasikan:
7 Maret 2014
Mendengkur atau ngorok sudah dianggap biasa oleh semua orang. Sudah menjadi anggapan umum, jika seseorang tidur mendengkur, berarti ia tidur dengan lelap. Atau orang yang biasa mendengkur adalah orang yang pemalas, selalu lelah, selalu mengantuk, tak bersemangat, tidak produktif dan mudah tertidur di mana saja.Ini memang gambaran orang yang mendengkur, tetapi tahukah Anda bahwa ini semua bisa dijelaskan dan diubah?Juga, tahukah Anda bahwa ada bahaya yang mengintai dari kebiasaan mendengkur?
Ada sebuah gangguan tidur yang bernama Obstructive Sleep Apnea (OSA), yang ditandai dengan kantuk berlebih dan mendengkur.Pada gangguan ini terjadi penyempitan saluran nafas atas saat tidur.Penyempitan ini menyebabkan getaran pada bagian-bagian lunak saluran nafas sehingga menghasilkan suara ngorok atau dengkuran.
Penyempitan ini mengakibatkan tidak efektifnya pertukaran oksigen dan karbondioksida sewaktu tidur. Lebih jauh lagi, dengan semakin melemasnya otot-otot lidah, menyebabkan lidah terjatuh dan menyumbat sama sekali saluran nafas sehingga terjadi henti nafas (apnea). Pada saat ini terjadi peningkatan karbondioksida drastis yang akan mengaktifkan sebuah sensor di tubuh yang akan membangunkan si penderita untuk kembali bernafas. Bayangkan jika ini terjadi berulang kali selama tidur. Tetapi, di pagi hari si pendengkur tidak tahu apa yang terjadi di malam sebelumnya. Karena periode bangun yang terjadi adalah periode bangun singkat (mini arousal) yang ringan namun sudah mengganggu proses tidur penderitanya. Tidur jadi terpotong-potong. Akibatnya di pagi hari si penderita merasa tidak segar dan masih kurang istirahat tanpa tahu bahwa dirinya bangun berulang kali malam sebelumnya. Tidak jarang ia juga mengeluhkan sakit kepala di pagi hari. Sedangkan pada siang harinya, karena kesibukan ia tidak merasakan kantuk, tetapi di saat meeting atau mengendara kantuk bisa menyerang setiap saat dan tak tertahankan! Kemampuan mental seperti daya ingat dan konsentrasi pun menurun. Berikutnya adalah kualitas emosional yang memburuk, sehingga penderitanya akan menjadi mudah marah atau tersinggung.
Karena kerasnya dengkuran dan keadaan emosional yang terganggu ada pasangan yang akhirnya memutuskan untuk bercerai.Nyawa pun banyak yang melayang karena kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh kantuk dan berkurangnya refleks menghindar.Dua contoh ini sudah menggambarkan betapa besar pengaruh OSA pada hidup manusia..
Tetapi akibat pada kesehatan juga tidak dapat dianggap remeh.Para ilmuwan telah memutuskan bahwa OSA adalah faktor penyebab bagi hipertensi, dan menjadi faktor resiko bagi penyakit jantung, diabetes dan stroke.
Beberapa penelitian dan juga pengalaman pribadi menemukan adanya penurunan berarti pada tekanan darah setelah perawatan sleep apnea dilakukan.Setelah mengatasi mendengkur, penderita diabetes pun menunjukkan angka gula darah yang lebih terkontrol.
Untuk mendiagnosa OSA seseorang pendengkur harus menjalani overnight sleep study. Dimana ia akan direkam dan diamati semalam penuh selama tidur. Yang direkam adalah gelombang otak, tegangan otot, gerakan bola mata, tegangan otot, suara dengkuran, posisi tidur, aliran udara nafas, pergerakan nafas, denyut jantung, kadar oksigen dalam darah, hingga gerakan kaki. Pemeriksaan ini tidak bersifat invasif maupun menyakitkan, hanya ditempeli beberapa sensor yang terhubung dengan komputer, lalu tidur.Sleep study biasanya dilakukan di sleep laboratory atau laboratorium tidur dengan menggunakan alat yang bernama polisomnografi (PSG).
Setelah diagnosa OSA ditegakkan, perawatan bisa dimulai. Pada jaman dahulu perawatan OSA dilakukan dengan operasi tracheostomy, dimana leher penderita dilubangi dan diberi sebuah tabung/selang yang akan memberikan jalan nafas baru, menggantikan jalan nafas atas yang sering menyempit saat tidur. Tetapi kini terdapat beberapa pilihan terapi.Pertama adalah dengan operasi pelebaran saluran nafas atas (UPPP) dengan membuang uvula dan bagian langit-langit mulut yang lunak atau dengan tekniksomnoplasty yang aman dan mudah.Ada pula operasi plastik atau mulut untuk mengatasi penyempitan jalan nafas yang disebabkan oleh kecilnya rahang bawah.Dokter gigi juga menyarankan penggunaan dental appliances untuk mengganjal mulut hingga mencegah lidah terjatuh ataupun melebarkan saluran nafas.
Terlepas dari cara perawatan yang dipilih, perbaikan perilaku dan gaya hidup tetap harus dilakukan. Pengurangan berat badan pada penderita OSA dengan obesitas dapat membantu keberhasilan terapi.Kebiasaan merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol maupun obat tidur harus dihentikan.Sedangkan bagi penderita OSA ringan dan pendengkur yang tidak mengalami periode henti nafas, dianjurkan juga tidur dalam posisi miring untuk mencegah jatuhnya lidah ke arah belakang. Salah satu cara yang cukup efektif adalah dengan menempelkan bola tenis di punggung untuk mencegah posisi tidur terlentang.
Masih banyak gangguan tidur lain yang dibahas dalam kategori terpisah, seperti insomnia, narkolepsi, periodic limb movement dan parasomnia. Gangguan-gangguan tidur ini, walau tak sesering sleep apnea, tetap harus diperhatikan sebagai diagnosa banding. OSA menjadi prioritas karena banyaknya penderita yang tidak menyadari kondisi dan akibatnya.
Salah satu hal yang bisa kita lakukan untuk mengurangi kemungkinan mendengkur adalah pemilihan alas tidur yang dapat mengikuti lekuk tubuh dan menopang dengan tepat. Pemilihan penopang kepala (bantal) yg tepat juga perlu diperhatikan. Kedua hal tersebut bertujuan agar posisi tidur dapat membuat saluran nafas lebih terbuka, tidak menyebabkan saluran nafas terhambat/ penyempitan saluran nafas dan Anda pun tidak mendengkur.Jika memang sakit berlanjut, silahkan hubungi dokter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri komentar