Repotnya Mendidik Anak Tunggal
Penulis:
Moch Adnan
dipublikasikan:
22 September 2012
Anak tunggal seringkali dituding sebagai anak yang sukar diatur, manja dan egois. Bila demikian, bagaimana cara mendidiknya.? Semakin banyak saja keluarga yang mempunyai anak tunggal. Hal ini bisa saja terjadi karena suksesnya program KB dan banyaknya pasangan suami istri yang terlambat menikah. Ada anggapan anak tunggal cenderung menjadi anak manja dan egois, hingga perlu tenaga ekstra untuk mendidiknya. Betulkah demikian?.
Mungkin pengalaman yang dari beberapa keluarga yang mempunyai anak tunggal berikut ini bisa menjadi masukan bagi kita semua yang mempunyai anak semata wayang.
Selalu ingin dituruti. Meski usianya sudah dewasa, Husein kadang-kadang masih bermanja-manja pada orang tuanya. Diwaktu senggang dia tidur-tiduran dipaha ayah atau ibunya. Minta diusap-usap kepalanya. “saya rasa, manja ini adalah hal biasa. Hak dia untuk mendapatkan kasih sayang orang tuanya.” Ujar orang tua husein.
Husein sebenarnya dilahirkan sebagai anak kembar, sayang saudara kembarnya hanya berusia sehari. Karena tidak punya saudara hingga kini, jadilah Husein tumpuan kasih sayang H.Nurdin (61th) dan istrinya. Meskipun Husein senang bermanja-manja, tapi bukan berarti Nurdin dan istrinya memanjakan Husein.
“karena,terlalu memanjakan anak, cenderung merusak watak anak. Dia akan tampil kurang percaya diri, kaku, dan selalu bergantung pada orang lain.” Ujar Nurdin.
Sifat manja ini juga ditunjukan Linda putri tunggal pasangan keluarga Agus (55 th) dengan Elly (45 th). Linda lahir setelah pasangan ini menikah 13 tahun lamanya. Untuk mendapatkan Linda pasangan ini berobat keberbagai dokter ahli, itulah sebabnya pasangan suami istri ini sangat menyayangi Linda. “Linda jiwanya peberontak, segala permintaannya musti dituruti, kalau tidak Linda pasti mengamuk. Begitu juga kalau dia dinasehati, bila dia tidak suka, pasti dia memberontak.” Tutur sang ibu.
Iitulah sebabnya sang ibu acap kali menuruti apa yang diminta putrinya. “Terkadang kami merasa tidak enak kalau tidak menuruti permintaannya, apalagi kalau kami mampu. Bahkan jika tidak mampu, sering di ada-adakan.” Ujar sang ibu lagi. Walau begitu, tidak semua permintaan Linda dikabulkan. Pernah suatu kali, gadis cilik ini meminta sesuatu yang tidak dipenuhi ibunya, walau sudah dibujuk-bujuk, ia tetap saja merengek.
Lama-lama timbul kesal sang ibu, ahirnya Linda dipukul dan di kurung dikamar mandi. “ Hanya sesekali saja saya melakukan hukuman seperti itu, itupun karena Linda sudah keterlaluan nakalnya. Sebenarnya saya tak tega menghukumnya.” Ujar sang ibu lagi.
Soal sikap memberontak anak tunggal dialami pula oleh Nurdin, saat putranya Husein remaja. Tempramennya saat itu meledak-ledak. “Kadang kala merepotkan, untuk menghadapinya kami banyak bersabar dan memberi nasihat. Untung semua itu sudah berlalu.” Kata si ayah.
Sementara sang ibu mengakui, anaknya memang manja. Tapi ia tahu betul bagai mana mengatasi kemanjaan yang berlebihan dari Husein anaknya. Ia dan suaminya tak selalu menuruti apa yang diminta putranya. “setiap kali Husein meminta sesuatu, saya tidak langsung memenuhinya. Saya pertimbangkan lebih dulu, manfaat dari pada apa yang dimintanya. Kalau permainan yang merangsang kreatifitas anak, akan saya belikan. Biar mahal sekalipun.” Ujar sang ibu. Dalam mendidik anaknya, Nurdin dan istri, memperlakukan Husein sebagai teman. Mereka acap kali berdialogi dan saling bercanda. Dulu ketika Husein masih kecil mereka selalu pula memeluknya.
Dalam mendidik anak Nurdin dan istrinya selalu menanamkan rasa bertanggung jawab, luwes, terbuka, dan komunikatif dalam pergaulan. “waktu kecil saya di ajari oleh ibu memasak, cuci piring, cuci pakaian, membersihkan rumah dan pekarangan serta membantu ibu melakukann tugas-tugas lainnya. Saya tak dimanjakan. “ cerita Nurdin.
Cara memanamkan rasa tanggung jawab yang dilakukan orang tuanya dulu ini pulalah yang kini dilakuakan Nurdin pada putra tunggalnya. Banyak orang berpendapat anak tunggal akan berwatak sukar, artinya mau menang sendiri dan kurang toleransi. Ternyata hal ini tidak selamanya benar, tentu saja ini tergantung pada cara orang tuanya. Lihat saja Husein. Pemuda yang sejak kecil senang bergaul ini acap kali diangkat menjadi pemimpin dikalangan teman-temannya. Ia juga pernah menjadi ketua ikatan mahasiswa di tempatnya kuliah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri komentar